obat sakit jiwa

Solusi - Konseling suatu cara mengobati sakit jiwa
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa menyebutkan bahwa orang dengan gangguan jiwa adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Menurut Undang-undang tersebut, gangguan jiwa merupakan gangguan dalam pikiran, perilaku maupun perasaan yang berupa gejala-gejala “aneh” pada diri seseorang. Gejala gangguan jiwa bisa bermacam-macam, namun yang paling berbahaya ketika kita tidak menganggap hal serius pada gejala-gejala ini dan seolah akan baik-baik saja.
Padahal, perlu kita ketahui jika hal ini ditangani sedini mungkin, maka kecenderungan untuk menjadi gangguan jiwa berat (Gila) dapat diminimalisir.

Ciri-ciri khas gejala gangguan jiwa:
5 Ciri Orang Mengalami Ganguan Jiwa yang tidak Banyak Disadari (tanda orang gila).
Fisik.
1. Fisik:
Orang yang mengalami gangguan jiwa dapat diketahui dari fisik. Mulai malas membersihkan diri sehingga terlihat semakin kumal dan kotor (perilaku seperti orang gila orang gila). Gangguan pada aspek fisik juga dapat berupa sensasi tertentu pada bagian-bagian tubuh karena adanya binatang maupun benda yang menyebabkan hal tersebut terjadi di dalam tubuhnya, padahal itu tidak nyata. Sensasi tersebut akan memicu reaksi tubuhnya untuk menggaruk, memukul atau mengulang-ngulang gerakan tertentu, hingga dapat melukai tubuhnya sendiri.
2. Delusi (Pikiran):
Orang yang mengalami gangguan jiwa dapat diketahui dari pikirannya. Terkadang mereka kesulitan untuk berpikir dengan baik dan juga terkadang mempunyai pikiran-pikiran aneh seperti adanya kepercayaan bahwa Ia mengenal orang-orang yang tidak mungkin ia kenal atau berpikir bahwa ada bayang-bayang mengejarnya dan seolah ingin membuhnya (Deluis/Waham).
3. Perasaan:
Orang yang mengalami gangguan jiwa dapat diketahui dari Perasaanya. Mereka cenderung memiliki perasaan-perasaan yang tidak biasa, seperti kehilangan gairah untuk beraktivitas, perasaan khawatir, takut, depresi, cemas dan perasaan perasaan yang tidak dapat dikendalikan oleh dirinya.
4. Perilaku:
Orang yang mengalami gangguan jiwa dapat diketahui dari perilakunya. Mereka juga berkecederungan memiliki perilaku-perilaku aneh seperti perilaku agresif, gelisah, impulsif, menarik diri, tidak dapat merawat dirinya sendiri, mondar-mandir, mengumpulkan sampah dan lainnya.
5. Halusinasi (Khayalan):
Ciri kelima orang yang mengalami gangguan jiwa dapat diketahui dari Khayalannya. Khayalan ini sangat berhubungan dengan alam perasaan, seseorang dengan gangguan jiwa biasanya memiliki khayalan yang dirasakan seolah itu benar, seperti mendengar suara-suara yang menyuruhnya melakukan sesuatu maupun melihat hal-hal yang orang lain tidak dapat melihatnya (halusinasi).

Kelima ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa tersebut merupakan ciri-ciri umum dari gangguan jiwa (skizofrenia) yang tidak semua orang dengan ciri tersebut dikategorikan gangguan jiwa. Diperlukan pemeriksaan profesional dokter psikiater untuk menentukan seseorang mengalami gangguan kejiwaan.
konseling

Penyebab:
  • Stres berat untuk waktu yang lama.
  • Trauma yang sangat mendalam.
  • Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya
  • Kekerasan pada anak
  • Faktor genetik (keturunan).
  • Kelainan otak.
  • Cedera kepala.
  • Isolasi sosial (kesepian).
  • Pengangguran (kehilangan pekerjaan ).
  • Kerugian sosial, kemiskinan atau utang.
  • Mengalami diskriminasi dan stigma.
  • Kematian seseorang yang dekat dengan Anda.
  • Tunawisma atau lingkungan perumahan yang buruk.
  • Merawat anggota keluarga atau teman.

Faktor risiko
Gangguan Jiwa dapat menyerang siapa saja. Namun orang yang berisiko lebih tinggi, yaitu:
  • Perempuan berisiko paling tinggi terkena gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
  • Orang yang dilahirkan dengan kelainan pada otak.
  • Orang yang memiliki anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.
  • Orang dengan kondisi kronis.
  • Orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stress.
  • Orang yang memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
  • Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
  • Orang yang menyalahgunakan alkohol.
  • Perempuan setelah melahirkan.
  • Orang yang pernah mengalami penyakit mental sebelumnya.

Tanda & Gejala, yaitu:
  • Merasa sedih yang berkepanjangan.
  • Mati rasa atau tak acuh.
  • Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
  • Marah berlebihan, dan rentan melakukan kekerasan.
  • Merasa tak berdaya atau tanpa harapan.
  • Merasa bingung, pelupa, tersinggung, marah, kesal, khawatir, atau takut.
  • Memiliki pengalaman perih dan kenangan buruk yang tidak bisa dilupakan.
  • Delusi, paranoia, atau halusinasi.
  • Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
  • Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang menghantui.
  • Perubahan mood yang drastis.
  • Menarik diri dari teman dan lingkungan sosial.
  • Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
  • Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.
  • Berpikir untuk bunuh diri.

Tanda-tanda awal dari penyakit mental.
Mengalami salah satu atau lebih masalah perasaan atau perilaku berikut dapat menjadi tanda peringatan awal dari penyakit mental:
  • Merokok, minum, atau menggunakan obat dengan dosis yang tidak sesuai.
  • Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.
  • Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan.
  • Menyalami rasa sakit dan nyeri.
  • Makan atau tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit.
  • Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.
  • Tidak mampu melakukan tugas sehari-hari, seperti mengurus anak-anak atau bekerja dan pergi ke sekolah.
  • Perubahan drastis dalam kebiasaan makan.
  • Perubahan gairah seks.

Komplikasi
Apa saja komplikasi penyakit mental?
Penyakit mental merupakan penyebab utama dari tindakan menyakiti diri dan bunuh diri, serta penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. Hal ini dapat memicu masalah yang memengaruhi kehidupan seseorang, seperti:
  • Ketidak-bahagiaan dan penurunan kenikmatan hidup.
  • Konflik keluarga.
  • Sulit berhubungan dengan orang lain.
  • Isolasi sosial.
  • Masalah tembakau, alkohol dan obat-obatan lainnya.
  • Bolos kerja atau sekolah, atau masalah lain yang terkait pekerjaan atau sekolah.
  • Masalah hukum dan keuangan.
  • Kemiskinan dan tunawisma.
  • Menyakiti diri dan merugikan orang lain, termasuk bunuh diri atau membunuh orang lain.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga tubuh kesulitan menghadapi infeksi.
  • Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya..
Salah satu cara ampuh untuk sembuh dan mengurangi penderitaan sakit jiwa depresi, stres:

lnfo
 order


Telpon Otomatis 0813 6303 2033             WhatsApp Otomatis 081 665 7258